Silau terik matahari bertengger cerah di pelupuk daun-daun hutan kota. panas kota medan hari ini membakar kulit. aku menikmati setiap silauan terik matahari yang panas, polusi, atau malah angin yang malu-malu untuk sekedar meniupkan udaranya. beginilah suasana yang sedang terjadi, terjadi di hidupku. aku bukan lagi seorang remaja yang siap melepas baju seragam sekolah dan pergi kemana pun sesuka hati setelah selesai sekolah. ini bukan dulu, ini bukan tentang hura-hura karena aku dulu bukan anggota dari anak kelas 3 SMA yang siap berperang. ini tentang perjanjian yang telah di sepakati oleh setiap anak sekolah untuk menamatkan pendidikan 12 tahunnya. dan tahun ini janji ku telah jatuh tempo.
Sering aku berharap rintik hujan datang untuk sekedar membasahi aspal jalan yang ku lalui, atau mungkin hanya sekedar membasuh keringan di kepalaku yang mulai berkeringat. tak ada kesepakatan yang pasti ketika aku berharap hujan dan yang empunya memberi. tak ada kawan. bahkan aku harus sering pulang malam ketika si menit ke 60 di jam delapan beranjak memasuki menit ke-1 di jam sembilan. sudah pasti itu matahri tidak ada, semua di gantikan oleh sinar lampu jalanan. sering ku habiskan waktu setelah pulang les ke gramedia hingga larut malam sebelum akhirnya benar-benar pulang ke rumah. bagiku sekedar membalik-balik novel benz bara atau sekedar membaca sinopsi buku dari andrea hirata sudah cukup memuaskan dahaga ku terhadap bahan bacaan.
Banyak yang bilang tulisanku berubah, hidup ini selalu beranjak terus beranjak tak akan ada manusia yang mau terus bertahan di kehidupan yang itu-itu saja. presepsi mu harus di ubah hidup cuma sekali. yang ketawa di atas penderitaan banyak, tapi yang mau tetap tersenyum dan merangkul penderitaan..? sedikit kawan bahkan tak lebih banyak dari mereka yang mengisi paket unlimited modem mereka di counter modem smartfrend jalan mangonsidi. tak lebih banyak kawan. tulisanku terbawa arus seringlah kau baca novel klasik "berat" maka isi blog ini bisa kau artikan.
Soal cinta aku tak bisa tulis apa-apa lagi, tak ada, bahkan ketika paragraf tulisan ini ku tuliskan. aku sedang mendengar 'naff - sampai kapan' kronologis ini membawa efek silogisme. yang tak akan bisa di pecahkan rumus temuan paling mujaram ala THE KING. aku mau menjadi sosok Arai di novel 'sang pemimpi' yang tetap mencintai seorang cewek walaupun dia telah di tolak berkali-kali oleh cewek itu. tapi cinta bukan seperti matematika yang bisa di perhitungkan dan bisa di temukan jawabanya secara real. setelah bertahun-tahun setelah semuanya berubah arai kembali ke belitong ke tempat tinggalnya dan kembali berjumpa dengan zakiah nurmala cewek yang telah menolaknya berkali-kali "menolak lelaki yang mendapat beasiswa S2 di sorbonne, paris, prancis". tapi cinta arai tetap sama, masih tetap sama ketika dia pertama kali jatuh cinta kepada zakiah nurmala di kelas 1 SMA. kau bisa bayangkan berapa lama arai tetap mencintai zakiah nurmala dari mulai kelas 1 sma sampai mendapat gelar S2 tetap mencintai cewek yang tak pernah sedikitpun mengubris cintanya. tapi takdir berkata lain ketika arai pulang ke belitong dan berjumpa dengan zakiah kembali. masih tetap sama zakiah tetap dingin dan arai tetap membatu dengan cintanya yang tak pernah terkikis waktu itu. tuhan memang adil, kali ini dia membukakan hati zakiah nurmala untuk arai, pemuda yang setangah mati mencintainya dan entah kenapa zakiah akhirnya mau untuk menikah dengan arai pemuda yang setangah mati di tolaknya cintanya dulu.
Kisah yang baru aku tuliskan itu memang kisah nyata. kisah itu terjadi di novel karya andrea hirata "sang pemimpi" novel yang merupakan tetralogi dari novel best seller paling ternama di indonesia "laskar pelangi". sekian blogku capek juga sok puitis yah hahaha :p