Powered By Blogger

Jumat, 27 Desember 2013

Sumpah dan Cinta matiku

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK


    Kuat setangkai bunga meluruhkan lawasnya gurun pasir, kuat percik cinta mu meluruskan samudera desir, bak gemericik air yang terukir. Kau aninda terbuai cinta yang ku pertemukan di peraduan antara benci dan rindu. Tak jarang kau selalu menebar senyum diantara belantara kesunyian akanmu. Aku tak tahu pasti kapan tepatnya, tapi aku selalu menikmati setiap hembusan detik saat peristiwa indah itu terjadi, hanya senyum dan kau hapuskan luka berkarat ini. Aku lupa bagaimana mencintai wanita lain selainmu, aku juga lupa membuat kata-kata indah untuk wanita lain selainmu, kau tercipta terlalu indah untuk tak ku kagumi, kau terlalu anggun untuk tak di sentuh dengan cinta. Pertama dan terus melekat hingga waktu lupa untuk menghapus rasa ini di hatiku.


kau dan aku seharusnya bisa menjadi kita. Bukan layaknya sekarang kau dan aku yang tersekat dinding pembatas dan tetap menyertakan mereka untuk sekedar bertemu.

   Jikalah diam bisa melupakanmu pasti lah mudah bagiku, jikalah pergi darimu bisa menghilangkanmu dari benakku pasti lah tak sulit bagiku, jikalah kau tetap memilih untuk tak mencintaiku tak begitu hancur hatiku.

Tapi jangan beri pukulan telak yang menghancurkan aku bagai debu tak berbentuk ketika cinta ini di balas sebuah kata penghianatan.

Lebih dari luka yang di tabur garam, lebih dari lidah terjepit pintu jendela, lebih dari tenggelam di samudera tak berdasar, sakitnya yang ku rasa. 

Aku bagaikan lelaki pujangga bodoh yang tak sempat melihat matahari pagi sebelum embun, aku bagaikan pujangga jawa konyol yang lupa bagaimana memberi pujian kepada putri keraton, atau aku bagaikan pemuda indonesia yang kebanyakan cintanya bertepuk sebelah tangan. Lebih dari suci seperti air yang baru timbul dari mata air, seperti cinta ini yang terus suci karena di jaga setiap hari hanya untuk mu.

Bisakah aku menutup mata untuk tidak bermimpi tentangmu? Bisakah aku diam dan menghayal hal lain selain kamu? Atau bisakah aku menatap wajah mu dan hanya membayangkan hal yang lain 
 tapi bukan cinta? Lebih dari kebodohan jika aku bisa melakukan itu.
 
Cintaku selalu abadi, Walau takdir tak pasti, Kau selalu di hati. Cinta matiku selama aku berdoa melayangkan cinta yang selalu ku jaga untukmu.

Tak pernah kah kau lihat sesosok pemuda gila yang menunggu cinta melawan waktu, tak pernah kah kau melihat seorang pemuda idiot yang tak memperdulikan cinta selain cintanya kepadamu, tak pernah kah kau jumpai pemuda yang sekarat karena cinta tak sampai yang hampir membunuhnya di kehidupan tanpa oksigennya. Tak pernah? Jika tak pernah layaknya kau perlu berjumpa dengannya. Dia ada di pikiranmu pastinya, tapi tak sempat masuk di hatimu, dia bisa saja memasuki hatimu andai kau tak menutup pintu terlalu rapat, pintu itu bisa saja terbuka jika setidaknya kau tak menyembunyikan kuncinya. Yah! Terlalu rumit kisah ini, terlalu banyak rintangan yang hendak aku dan hanya aku yang harus berjuang melaluinya.

     Tak sempatkah kau beri rasa iba kepada dia yang berjuang sendiri itu? Tak sempatkah kau berikan sedikit penghapus dahaga untuk membuat dia kembali berjuang untukmu?. Dia mungkin hanya berhenti sebentar melihat takdir yang tak kunjung berpihak, sampai akhirnya dia kembali bangkit dan melihat 2 arah jalan yang bernama, "terus berjuang untuk mu" dan "kembali pulang tidak berjuang karena mu". Hanya kau yang menentukan dia akan memilih jalan mana.

“Hancurkan aku, Rampas semua milikku, Jarah semua masa depanku, Curi semua mimpiku, Lihat aku ku mohon lihat mata ku. Kenapa kau masih tak mau mencintaiku?. Sumpah cinta dan matiku masih dan hanya untukmu!” --- 


 FOLLOW US : https://twitter.com/aidilnurhidayat 

Rabu, 25 Desember 2013

So always been you


   Lalai, hina bahkan lebih dari idiot ketika sering kali aku berharap mengulang waktu atau menghentikannya saat bersamamu, dulu. tak ku sangka aku juga lalai menghitung detik agar tak berlalu begitu cepat seperti sekarang, sekarang kita lebih jauh dari puncak mahameru dengan kaki gunung mahameru, lebih dari segala-galanya yang berhubungan dengan jarak pemisah. Kita bukan lagi kita melainkan aku dan kamu. Bukan bermaksud membuka luka lama atau menikmati kegalauan tentangmu, hanya saja aku berfikir aku memang masih belum beruntung untuk bisa jadi orang pertama di hatimu. Aku juga adalah orang yang belum beruntung untuk bersamamu menghadapi panasnya terik matahari atau dinginnya udara dini pagi.
 
    Aku sempurna dengan mu, ku ingin habiskan waktu lebih lama denganmu. Tapi tidak denganmu. Dengan mu aku sempurna, tanpaku kamu sempurna. Luar biasa kisah ini luar biasa aku melihatmu, luar biasa aku di buai rasa yang tidak tahu rimbanya kemana ini. Ketika diam dan tak sedang melakukan apapun aku sering menjadi tumbal masa lalu untuk mengingatmu, tak jarang aku juga jadi santapan sang waktu untuk mengirim ku kembali ke masa indah denganmu. Aku memang sudah kalah di buat mereka, kalah dengan keadaan, kalah denganmu.

    Masih bisakah aku menempatkanmu di posisi paling indah di hatiku? Menempatkan diriku di sebuah kata “setia demi satu orang” menempatkan kata itu hanya untukmu? Atau menempatkan mu di posisi relung hati terdalam, agar jika nanti ada wanita lain yang menggantikanmu aku selalu tahu bahwa semua keindahan ini di awali dengan kisah ku denganmu kisah yang bahkan detik pun turut mengundang untuk kembali.

    Aku bukanlah dia yang pantas bersamamu, aku juga bukan dia yang bisa terus bersamamu, dan aku juga bukan dia yang selalu bisa di katagorikan tepat untuk mu. Aku hanyalah orang yang selalu di patahkan semangatnya demi mendapatkanmu, aku hanyalah orang yang pasti akan gagal jika berhubungan denganmu, aku jugalah orang yang sudah pasti akan sulit untuk bersanding denganmu. Tapi masihkah aku boleh mendapatkan sebuah kepercayaan?

   Tolong siapapun percayalah. ada orang yang rela berhujan-hujan pulang les melewati rumah dia untuk hanya sekedar melihat rumahnya, ada orang yang sudah jelas-jelas tidak bisa bersamanya masih menyimpan rasa yang sama dari pertama mencintainya sampai sekarang, ada orang yang bahkan sahabatnya sendiri sudah menasihatinya bahwa dia harus move on tetapi tetap membandal untuk terus mencinta, ada orang yang memilih untuk tetap mencintai dia walaupun tahu pandangan sebelah mata semua orang tentang cintanya kepada dia pasti akan gagal tetapi dia masih terus mencintainya tanpa pernah berfikir kata orang lain. ada. Dan ketahuilah dia bukanlah dia, tetapi dia adalah aku. karena cinta tak pernah punya alasan ketika sudah memilih.

“biarkan lah sekarang aku dianggap tak memperdulikanmu, menjauhimu, mengganggapmu bukalah terlalu berarti lagi bagiku. Sampai saatnya kau tahu aku hanya tak ingin melihatmu sedih karena aku. lebih baik aku melihatmu marah dari pada harus melihat air matamu jatuh hanya karena kita.” – so always been you.