TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Kuat setangkai bunga meluruhkan lawasnya gurun
pasir, kuat percik cinta mu meluruskan samudera desir, bak gemericik air yang
terukir. Kau aninda terbuai cinta yang ku pertemukan di peraduan antara benci
dan rindu. Tak jarang kau selalu menebar senyum diantara belantara kesunyian
akanmu. Aku tak tahu pasti kapan tepatnya, tapi aku selalu menikmati setiap
hembusan detik saat peristiwa indah itu terjadi, hanya senyum dan kau hapuskan
luka berkarat ini. Aku lupa bagaimana mencintai wanita lain selainmu, aku juga
lupa membuat kata-kata indah untuk wanita lain selainmu, kau tercipta terlalu
indah untuk tak ku kagumi, kau terlalu anggun untuk tak di sentuh dengan cinta.
Pertama dan terus melekat hingga waktu lupa untuk menghapus rasa ini di hatiku.
![]() |
kau dan aku seharusnya bisa menjadi kita. Bukan layaknya sekarang kau dan aku yang tersekat dinding pembatas dan tetap menyertakan mereka untuk sekedar bertemu. |
Jikalah diam bisa melupakanmu pasti lah mudah bagiku, jikalah pergi darimu bisa menghilangkanmu dari benakku pasti lah tak sulit bagiku, jikalah kau tetap memilih untuk tak mencintaiku tak begitu hancur hatiku.
![]() |
Tapi jangan beri pukulan telak yang menghancurkan aku bagai debu tak berbentuk ketika cinta ini di balas sebuah kata penghianatan. |
![]() |
Lebih dari luka
yang di tabur garam, lebih dari lidah terjepit pintu jendela, lebih dari
tenggelam di samudera tak berdasar, sakitnya yang ku rasa.
|
![]() |
Bisakah aku menutup mata untuk tidak
bermimpi tentangmu? Bisakah aku diam dan menghayal hal lain selain kamu? Atau
bisakah aku menatap wajah mu dan hanya membayangkan hal yang lain
tapi bukan cinta? Lebih dari kebodohan jika aku bisa melakukan itu. |
![]() | |
Cintaku selalu abadi, Walau takdir tak pasti, Kau selalu di hati. Cinta matiku selama aku berdoa melayangkan cinta yang selalu ku jaga untukmu. |
Tak sempatkah kau beri rasa
iba kepada dia yang berjuang sendiri itu? Tak sempatkah kau berikan
sedikit
penghapus dahaga untuk membuat dia kembali berjuang untukmu?. Dia
mungkin hanya
berhenti sebentar melihat takdir yang tak kunjung berpihak, sampai
akhirnya dia
kembali bangkit dan melihat 2 arah jalan yang bernama, "terus berjuang
untuk mu" dan "kembali pulang tidak berjuang karena mu". Hanya kau yang
menentukan dia akan memilih jalan mana.
“Hancurkan aku, Rampas
semua milikku, Jarah semua masa depanku, Curi semua mimpiku, Lihat aku ku mohon
lihat mata ku. Kenapa kau masih tak mau mencintaiku?. Sumpah cinta dan matiku masih dan hanya untukmu!” ---
FOLLOW US : https://twitter.com/aidilnurhidayat